Pages

Selasa, 26 April 2011

Semilir Angin

" kala hati sedang gundah, ketahuilah bahwasannya hanya dengan mengingatNya lah hati kita menjadi tenang."

banyak cara yang biasa orang lakukan untuk menyalurkan ke-penat-annya. ada yang dengan mendengarkan musik, membaca buku, atau jalan-jalan. jika saya sedang penat, gundah, ada masalah yang solusinya mengganjal di hati, dan sebagainya, saya lebih senang jalan-jalan. namun bukanlah jalan-jalan ke pusat keramaian, atau tempat rekreasi, saya memiliki tempat khusus untuk jalan-jalan.
tempatnya tidak jauh dari kontrakan saya, cukup jalan kaki 5 menit ke arah barat, sampai sudah ke tujuan. setiap kesana, saya mengajak 'teman kencan' saya. mahasiswi kebidanan UB ini senantiasa siap ketika sahabatnya ini sedang gundah. biasanya kami ke tempat ini saat malam hari ba'da isya' sampai jam 9, dan seringnya pulang-pulang sudah dikunci'in sama mbak kontrakan (>.<). alasannya adalah: hawanya lebih dingin, jadi bisa santai dan minim dilihat lawan jenis karena tidak terlalu terang benderang. 

tempat ini adalah kampus sebelah, Universitas Islam Negeri Malang. gedung-gedungnya yang tinggi dan besar-besar berbentuk segiempat (mirip bangunan di timur tengah) ini terlihat di sepanjang mata memandang. begitu melewati gerbang utama kampus ini, (Universitas Islam Negeri Malang, red), terbentang jalan lebar menuju menara yang tinggi salah satu simbol kampus. jalanan disini bisa dibilang bersih, tidak ada sampah berserakan, dan semuanya tertata rapi bahkan tinggi rumput di samping trotoar sama tingginya. 
kemudian jika kita berbelok ke kiri setelah melewati dua gedung segiempat raksasa, akan ada jalan yang mengantarkan kita ke lapangan utama dimana banyak kegiatan ada disini. mulai dari bela diri, basket, resimen mahasiswa (menwa), futsal, dan lainnya.
ketika malam ini saya memutuskan kesana lagi, ditemani 'teman kencan' saya tadi, kami berdua seperti biasa menyusuri jalanan yang menuju ke lapangan utama. disini, walaupun malam hari, tidak berarti sepi kegiatan. justru semakin semarak. banyak dari mahasiswa sini yang notabene juga kebanyakan berasrama di lingkungan kampus masih terlihat ramai bergerombol/melingkar membentuk sebuah grup diskusi. sepertinya kegiatan mereka sangat seru, sambil setiap orang memegang buku atau catatan. dan, semua aktif dalam berdiskusi seakan-akan diskusi mereka ini dinilai dosen. dan hampir di setiap sudut didapati pemandangan seperti itu. 
tiba-tiba terdengar suara riuh dan tepuk tangan dari sebelah kiri lapangan utama, ketika kami mendekat, lamat-lamat terdengar bahasa Arab yang diucapkan lancar seperti kita bicara bahasa Indonesia. ternyata, sedang berlangsung debat bahasa Arab antar mahasiswa sini. segera kami duduk diantara mahasiswa lainnya, mungkin mereka heran kita ini siapa kok tiba-tiba saja. (^^). setelah sekitar 10 menit duduk menyimak debat tersebut, kami berdua geleng-geleng. bukannya geleng-geleng menyatakan tidak setuju dengan argumen kelompok kontra, namun geleng-geleng karena tak satu kosakatapun yang kami fahami. alhasil, hanya La dan Na'am saja yang kami tahu pasti artinya, lainnya Nihil. 
meski demikian, kami cukup puas dengan jalan-jalan ini. terkadang, ketika bulan purnama, kami duduk di teras masjid kampus dan memandangi bulan itu (*sepertinya kelewat romantis). tak apalah, karena dari sana kami saling share segala hal, mulai dari masalah kuliah sampai masalah hati. masing-masing memberi solusi atau mencoba hanya mendengar saja. 

seorang sahabat adalah dia yang selalu mendengar keluh kesah dan membagi bahagia bersamamu. lewat semilir angin di kampus ini, kami menitipkan segenap resah agar dibawa terbang jauh kesana.

0 komentar:

Posting Komentar