Pages

Jumat, 09 Maret 2012

Saat Wawancara Beasiswa IELSP

"...mendung bukan berarti hujan, dan gagal tidak selamanya berarti suatu kekalahan..."

senandung kecil penyemangat diri saya lantunkan, melangkah riang, sengaja mengabaikan dag-dig-dug di dada. hari ini boleh jadi hari istimewa bagi saya.

Malang, 11-12-2011.
segala doa saya gumamkan, ujung-ujung kaki mengetuk-ngetuk lantai Aula Gedung Sastra UM. rasanya tidak sabar menunggu giliran wawancara, saya memutuskan pergi ke masjid untuk yang ke dua kalinya. pagi tadi, setelah sarapan di sekitar gedung tersebut, saya mampir ke masjidnya. karena ternyata wawancara diundur sampai siang. molor hampir berjam-jam dari jadwal seharusnya. penyebabnya ialah salah satu juri dari Jakarta  belum hadir, pesawatnya kena delay.

Jumat, 02 Maret 2012

Dan Memang Benar, Cinta itu Bisa Dibina


"...dan ketauhilah bahwasannya, tulang rusuk itu takkan pernah tertukar..."

kisah yang akan saya hadirkan disini, mengenai penikahan yang tidak dilandasi dengan cinta toh juga bisa akhirnya saling mencintai...
memang si penulis belum merasakannya sendiri, tapi semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari kisah ini. kisah ini, tentang orangtua penulis sendiri. bapak dan ibu, tidak pernah sebelumnya saling kenal, tidak pernah saling sayang (baca : pacaran), mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. bapak adalah seorang anak petani yang kemudian menjadi petani pula, dan ibu lulusan SD yang merantau di Surabaya. ibu yang ketika itu bekerja di salah satu pabrik kawasan Rungkut, baru berusia sekitar 18 tahun. baru menikmati masa-masa indah di dunia kerja (karena bisa menghasilkan uang sendiri) selama 2 bulan, kakek tiba-tiba sowan ke kost ibu sambil membawa banyak hasil ladang. ibu terheran-heran, mengapa kakek sampai rela menempuh perjalanan jauh dari kampung ke Surabaya sambil membawa banyak oleh-oleh hanya untuk menemui ibu. ternyata benar, kedatangan kakek bukanlah tanpa sebab. justru kakek datang untuk membicarakan hal yang sangat serius dengan ibu.