Pages

Senin, 18 Juni 2012

Ketika Teman


"teman itu berjalan beriringan denganmu, bercanda denganmu, dan menghapus dukamu. kadangkala dia malah yang menyebabkan duka itu, namun apakah begitu mudahnya engkau menghapus kebaikan-kebaikannya selama ini hanya dengan satu dua kesalahan semata? untukmu, sahabatku.."

tiba-tiba diri ini ingin sekali membuat postingan tentang makhluk yang Allah kirimkan untukku, yang banyak membantu masalahku di kala aku di tempat perantauan menimba ilmu. sahabat itu ada dimana-mana, dan selamanya akan menjadi sahabat. karena ikatan ini kuat, setidaknya saya pernah mendengar bahwa manusia akan tertaut pada hati yang memiliki kesamaan dengannya dan ini terjadi secara alamiah. tidak bisa dipaksakan. entah mengapa, ketika bertemu dengan orang asing secara otomatis kita sudah bisa menentukan dengan siapa kita bisa nyaman dan "nyambung".

pertemuan dengan mereka, enam orang sahabatku di program studi Statistika kelas A, kira-kira tiga tahun yang lalu. memang tidak serta merta kami dipertemukan langsung ber-enam. mula-mula saya berteman dengan dua diantara mereka, yaitu Firsty dan Dinda.Firsty berasal dari Ponorogo dan Dinda berasal dari Kepanjen (Malang). ceritanya, waktu itu kuliah pertama kali di semester I tentang Biologi Dasar dan mereka berdua duduk di sebelah saya. dan perkenalan pun dimulai, sampai akhirnya usai kuliah kami memutuskan untuk saling mengunjungi tempat kost masing-masing dan percakapan-percakapan perkenalan lainnya dimulai hingga akhirnya kami menjadi semakin dekat.

di lain tempat, Maulida dan Rani sudah berteman dekat sebab mereka berasal dari SMA yang sama dan daerah asal yang sama yaitu Kalimantan. mulanya saya, Firsty, dan Dinda belum dekat dengan mereka berdua. sampai akhirnya, karena saya tertarik mengikuti kerohanian Islam di fakultas saya bertemu dengan mereka berdua yang juga memiliki minat yang sama. akhirnya kami menjadi semakin dekat. dan tentu mereka juga semakin dekat dengan Firsty dan Dinda. jadilah kami ber-5.

kemudian Dita, yang berasal dari Madura ikut dekat dengan kami. anak ini pendiam, dan sangat perfeksionis. sempat di awal-awal kita dekat, dia bercerita bahwa ketika pertama melihat saya entah mengapa dia sangat takut. (=.='') padahal saya orangnya menyenangkan (*pendapat pribadi). haha

kemudian bergabung lagi satu orang ke "kelompok" kami yang sudah beranggotakan enam orang. dia adalah mahasiswi ter'cerdas' se Statistika. (*agak berlebihan ya?). tidak juga. dia memang benar-benar cerdas. entah bagaimana otaknya, selalu dia bisa menjelaskan materi kuliah. namanya Evellin, asli Malang hanya saja sejak kecil mengikuti ayahnya yang menjadi dosen di Kupang NTT sampai dia SMA. dan anaknya pun masih muda, paling muda diantara kami. sekarang saja masih mau ulangtahun yang ke-19. selama lima semester, dia hanya mengoleksi 1 nilai B dan 1 nilai B+ di transkrip nilainya, selebihnya adalah A. seringkali saya jadi minder, tetapi sekaligus senang sebab semacam punya "google berjalan" yang bisa ditanyai apapun tentang materi kuliah. (*hehe, bukan maksud pemanfaatan loh ya, hanya tidak menyia-nyiakan kesempatan).

lengkaplah kami ber-7, tapi bukan lantas memutuskan membentuk girlband, waktu belum ada seperti begituan. kami membentuk "kelompok belajar". dan entah siapa yang memulai dan menyepakati, kelompok ini kami namakan Kurcaci. filosofinya sih, karena rata-rata kami jumlahnya 7. (*tidak nyambung). sebagian besar teman menamai kelompok kami sebagai "Jilbaber", entah darimana kata itu sampai terfikirkan oleh mereka. mungkin karena kami ber-7 semuanya berjilbab. namun sebelumnya Dinda belum berjilbab sampai akhirnya semester 2 dia memutuskan untuk menutup auratnya. saat itu, kami menjadi terharu sekali sebab kami tahu bagaimana susahnya dia berjuang meyakinkan kedua orangtuanya untuk mengijinkannya mengenakan jilbab.

dan rasanya tiga tahun itu cepat berlalu, kemudian setelah ini satu per satu akan meninggalkan kampus tercinta dan di wisuda. saya termasuk pribadi yang tidak peka dengan hal kecil yang berbau sentimentil. sampai ketika waktu itu saya mengajak Dinda untuk menikmati es krim di Illy (tempat makan favorit baru Kurcaci), dan ternyata Illy tutup, kemudian kami putar haluan ke Mie Jogja. sepanjang perjalanan Dinda bercerita, bahwa hari ini adalah hari terakhir kuliah semester 6 sekaligus hari terakhir bertemu saya di ruang kuliah. loh? saya awalnya tidak paham, tapi saya mendengarkan saja karena Dinda memang orangnya "mellow".

ternyata saya juga baru menyadari, memang benar apa yang Dinda katakan. setelah ini, Agustus saya ke amerika dan otomatis off dari kuliah, sementara mereka masih kuliah 2 sks untuk memenuhi syarat 144 sks. belum tentu ketika saya pulang dari sana, mereka masih ada di kampus. hal ini sunggu menyesakkan. di tengah deru motor matic nya, saya merasa ada yang panas di mata saya. air mata saya meleleh. dari spion ku tengok wajah yang penuh keikhlasan itu, meleleh juga air matanya. aduh, kenapa saya ikut-ikutan begini? setelah 3 tahun yang luar biasa kita lalui, berbagai kejadian yang kita lalui, seringkali kita menginap di kost Dinda (basecamp Kurcaci) untuk mengerjakan tugas yang membuat sakit kepala atau hanya sekedar bercanda bersama, ke kampus bersama bahkan berlari-larian karena terlambat masuk kuliah, memperingati setiap momment ulang tahun dan makan-makan bersama, melukis cita-cita masing-masing. memang benar, ada pertemuan ada perpisahan. namun, dimana-mana perpisahan itu menyakitkan. inshaAllah nanti kita bertemu lagi, teman-temanku..

"persahabatan ini indah, karena kalian yang menjadikannya terlihat indah. inshaAllah, akan utuh untuk kemarin, kini, dan nanti. ijinkan saya untuk mengatakan, I love you cause Allah. bertemu karena Allah, berpisah juga hanya karena Allah."













3 komentar:

Anonim mengatakan...

love it.. :))

Sakina Widodo mengatakan...

sebenarnya, saya minder dengan kalian :)

dita arifianti mengatakan...

subhanallah..., very special .. ^^

Posting Komentar