Pages

Jumat, 09 Maret 2012

Saat Wawancara Beasiswa IELSP

"...mendung bukan berarti hujan, dan gagal tidak selamanya berarti suatu kekalahan..."

senandung kecil penyemangat diri saya lantunkan, melangkah riang, sengaja mengabaikan dag-dig-dug di dada. hari ini boleh jadi hari istimewa bagi saya.

Malang, 11-12-2011.
segala doa saya gumamkan, ujung-ujung kaki mengetuk-ngetuk lantai Aula Gedung Sastra UM. rasanya tidak sabar menunggu giliran wawancara, saya memutuskan pergi ke masjid untuk yang ke dua kalinya. pagi tadi, setelah sarapan di sekitar gedung tersebut, saya mampir ke masjidnya. karena ternyata wawancara diundur sampai siang. molor hampir berjam-jam dari jadwal seharusnya. penyebabnya ialah salah satu juri dari Jakarta  belum hadir, pesawatnya kena delay.

suasana masjid sedikit gaduh, karena bersamaan diadakannya muktamar rohis fakultas Teknik. tujuan saya adalah menunaikan sholat dhuha, karena tidak bisa dipungkiri sekeras apapun usaha saya nantinya menghadapi sesi wawancara, sesi terakhir dalam seleksi beasiswa bergengsi ini, saya tidak berarti apa-apa jika tidak meminta langsung dariNya.
***
gedung Sastra terlihat berdengung, mirip kerumunan lebah. banyak diantara peserta yang bergerombol membentuk grup-grup kecil dadakan setelah sesi perkenalan singkat satu sama lain. aktivitas mereka hampir sama, yakni practice with English. mereka membuat simulasi kecil wawancara yang akan mereka hadapi. disana-sini tidak saya temukan Adi, mahasiswa jurusan Pend. Bahasa Inggris asal PTS di Ponorogo, dan satu-satu nya yang saya kenal di gedung ini setelah perkenalan pagi tadi. ternyata Adi sudah duduk bersama beberapa teman baru yang juga dari daerah lain. wawancara untuk region Jawa Timur terpusat di Universitas Negeri Malang, sehingga peserta yang lolos seleksi administrasi dan mengikuti seleksi wawancara berkumpul disini. jumlah mereka sekitar 80-an mahasiswa dari PTN/PTS seluruh Jawa Timur.
***
sebelumnya,
Malang, 04-12-2011.
pagi-pagi pikiran saya sudah penat, beberapa kertas berserakan diatas tempat tidur saya bereskan. rasanya tugas-tugas ini benar-benar 'mencincang' saya. maklum, menjelang ujian akhir semester yang tinggal beberapa minggu lagi membuat semua mata kuliah berlomba-lomba untuk memberikan tugas 'terbaik'nya. tiba-tiba saja terlintas ide untuk membuka lagi situs beasiswa tersebut. setelah deadline pengumpulan berkas-berkas tanggal 18 November lalu, belum ada kabar apapun dari pihak penyelenggara. menurut berita yang ramai dibicarakan di situs jejaring sosial, mereka-mereka yang lolos akan mendapatkan telepon dari pihak penyelenggara. masalahnya adalah, saya tak kunjung mendapat telepon tersebut. beberapa asumsi mulai muncul, salah satunya adalah : kemungkinan saya tidak lolos seleksi.
segera jemari ini bergerak diatas keyboard, mengetikkan situs yang sangat saya hafal akhir-akhir ini. sebuah laman terbuka, dan benar. ada sebaris kalimat berwarna merah disana, menunjukkan pengumuman terbaru beasiswa tersebut. segera saya klik, dan halaman lain muncul. berbaris-baris kalimat terpajang disana. menunjukkan nama-nama peserta yang lolos seleksi administrasi dan berhak ke tahap selanjutnya, yaitu seleksi wawancara. seleksi ini seklaigus seleksi terakhir dan penentuan untuk lolos tidaknya peserta sebagai kandidat beasiswa. setelah menyisir satu per satu nama, akhirnya itulah nama saya. terpampang di urutan ke 725. Sofyani Wulansari (Universitas Brawijaya).
***
jam dinding menunjukkan pukul setengah 12 siang, belum ada tanda-tanda nama saya akan dipanggil masuk ruangan wawancara. Room 1, inilah ruangan yang nantinya menjadi saksi bisu perjalanan saya mendapatkan beasiswa ini. saya putuskan ke masjid, karena pastilah sudah masuk waktu sholat dhuhur. toh, sekaligus menenangkan diri dengan basuhan air wudhu.
pukul 12.10
ternyata peserta yang berada di Room 1 sudah peserta ke-6, sementara saya peserta ke-7. setiap Room diisi 20-an peserta yang secara bergantian diwawancarai. bagi mereka yang belum dipanggil, menunggu di sepanjang koridor. kentara sekali saya semakin gugup, beberapa kali saya ucapkan doa-doa. Bapak pernah bilang, ketika ingin dimudahkan segala sesuatunya, baca Al-Fatihah dan ketika sampai pada ayat : iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, ucapkan dalam hati keinginanmu dengan jelas.
wajah lega peserta nomor 6 muncul dari balik pintu, berganti dengan wajah gugup saya.
di dalam Room 1.
pewawancara di Room 1 adalah seorang Bapak, namanya Pak Sugandi dosen di UM ini. dan berita bahagianya adalah, jika Room-Room lainnya wawancara dengan English, di Room 1, Pak Sugandi lebih memilih peserta menjawab pertanyaan selama wawancara menggunakan Bahasa Indonesia. tentu saja segera saya ucapkan hamdalah berulang kali, meskipun semalaman saya sudah berlatih jawaban-jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul dengan English. saya dipersilahkan duduk, dan mengisi daftar presensi yang terletak diatas meja, kemudian memilih berkas milik saya diantara tumpukan berkas peserta lain.
setelah membolak-balik berkas dengan tulisan English yang amburadul itu, Pak Sugandi memulai pertanyaan-pertanyaan nya. selama kurang lebih 30 menit, inilah garis besar wawancara yang berhasil saya ingat.
pertama beliau menanyakan nama, asal PT, dan jurusan saya.
karena saya dari jurusan Statistika, beliau menanyakan bagaimana cara menghitung probabilitas (peluang) satu sisi koin muncul. beliau juga menanyakan berapa peluang masing-masing peserta yang ikut wawancara ini menjadi kandidat penerima beasiswa. (berdasarkan informasi dari teman-teman di luar ruangan, dari ribuan pendaftar, yang lolos ke seleksi wawancara sejumlah 821 peserta, dan yang mendapatkan golden ticket hanya 80 peserta).
beliau menanyakan alasan saya mengikuti seleksi ini, dan seberapa penting beasiswa ini bagi masa depan akademik saya.
beliau menanyakan kesibukan saya di organisasi, kebetulan saya aktif di rohis fakultas. beliau juga menanyakan gaya kepemimpinan saya, apakah saya orangnya suka di hasil akhir saja ataukah prosesnya.
beliau menanyakan apakah saya pernah mengalami mimpi buruk selama ini. mimpi buruk dalam artian kenangan buruk, yang membuat mental saya jatuh. dan bagaimana saya bisa bangkit dari keterpurukan tersebut. di petanyaan ini saya meneteskan air mata, ketika menjelaskan kenangan gagal PMDK di Universitas ini, Universitas Negeri Malang. kegagalan ini terhitung yang ke-2 kalinya setelah sebelumnya juga gagal menembus PMDK Universitas Negeri Surabaya. di samping masalah gagal, yang paling saya sedihkan adalah melihat secara dekat ekspresi wajah ibu yang putus asa. ketika itu, pagi-pagi buta sekitar pukul 05.00, pengumuman PMDK di website UM sudah terpajang. ibu yang tidak sabar menunggu beberapa jam lagi, memaksa saya segera ke warnet di perbatasan desa, dan memaksa ikut serta juga agar beliau menjadi orang pertama yang menyaksikan kegembiraan saya. bukannya kabar gembira, malah kabar buruk. tidak ada nama saya di deretan S1 PGSD juga di deretan D3 Teknik Sipil. saya tidak lolos, saya gagal PMDK lagi, untuk yang ke dua kalinya. dan nyata sekali wajah Ibu saat itu, di samping saya, lirih mengucap : berarti tidak keterima ya, nduk?.
beliau menanyakan, dari sekian banyak budaya Indonesia, budaya manakah yang saya anggap paling bagus dan alasannya apa.
beliau menanyakan, tokoh perjuangan mana yang menurut saya paling bagus, beserta alasannya.
dan dengan berakhirnya 30 menit, berakhir pula wawancara ini. Pak Sugandi menutup wawancara dengan saya, dan berharap saya lolos. saya meng-amin-kan, dan berlalu keluar ruangan.
langit UM terlihat cerah siang itu, cenderung terik. namun menyisakan segumpal rasa bahagia di hati, entah mengapa. sambil memetik blueberry yang tumbuh liar di sekitar UM, saya menelepon Ibu dan mengabarkan bahwa wawancara telah usai.
to be continued..



5 komentar:

Anonim mengatakan...

nice post ukhty.. ^.^
semoga ... to be continue-nya adalah kabar gembira buat ant dan keluarga.. Aamiin

Sofyani Wulansari mengatakan...

akh syahru@ sudah ada postingan sebelum ini yang menceritakan hasil nya, postingan-postingan ini saya buat alur mundur. :)

om hari mengatakan...

keren mbak sof, uda kaya bang iwan setyawan :D. Sukses mbak bro

Anonim mengatakan...

AKu juga punya cerita..G Mo kalah huuuu

Sofyani Wulansari mengatakan...

siapa kamu Anonim? sini mana ceritanya, biar tak baca..

Posting Komentar