Pages

Sabtu, 04 Juni 2011

Dahsyat-nya Dhuha

“Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim)."

saudaraku sekalian yang dirahmati Allah.. ada sebuah kisah menarik yang bercerita tentang dahsyat nya shalat dhuha. keluarga saya, tidaklah bisa dibilang keluarga yang kaya. namun, cukup. yah, cukup. kami bersyukur Allah sudah mencukupi kehidupan kami, sudah memberi kami rizki, sudah membukakan mata kami bahwasannya bersyukur itu luar biasa nikmat daripada senantiasa mengeluh atas kekurangan.

salah satu keutamaan shalat dhuha,ialah menshodaqohi sendi-sendi tubuh kita tiap harinya. seorang teman berkata, bahwa total sendi yang ada di tubuh kita adalah sekitar 360-an. ada cara lain untuk menshodaqohinya, yaitu dengan berdzikir padaNya, tapi akan sangat lama jadinya. cukup dengan 2 rakaat dhuha, ke-360 sendi tersebut sudah kita shodaqohi. tahukah kalian kenapa perlu kita shodaqohi??
yang kedua, keutamaan dhuha adalah meperlancar rizki. yah, rizki. baik berupa materil maupun non materil. setelah mendapatkan materi tentang shalat dhuha di sebuah kajian, saya lantas mempraktekkannya. sebisa mungkin, saya sempatkan melaksanakan shalat sunnah ini. jika kuliah pagi, maka sebelum berangkat saya sempatkan. jika tidak sedag kuliah pagi, maka kesempatan bagi saya untuk memperpanjang jumlah rakaatnya hingga batas maksimum 12 rakaat. 

kemudian ketika saya pulang ke kampung halaman, saya bertemu lagi dengan kedua orangtua. apa yang saya tahu tentang dhuha ini saya utarakan ke mereka. terutama ibu, karena bapak saya haruslah bekerja seharian untuk merawat sapi-sapi nya. ibu menanggapinya dengan cukup antusias, namun belum bisa merealisasikannya secara rutin mengingat banyak sekali yang harus beliau kerjakan. nah, saya saja kalau begitu. saya saja yang akan merutinkannya demi mereka berdua. karena saya masih muda, fisik masih kuat, dan tidak punya beban/tanggungan hidup seberat mereka.

tiap selesai dhuha, doa yang rutin saya panjatkan adalah seperti ini : "Ya Allah, tambahkanlah rizki kedua orangtua hamba, keluarga Pak Burhan, keluarga Mbak Zul, keluarga Kakak hamba, keluarga Bu Eni, keluarga saudara-saudara hamba yang sedang kesusahan, serta keluarga teman-teman hamba." terkesan cukup panjang, memang. tapi yang saya sebutkan diatas bukanlah tanpa alasan. Pak Burhan, beliau adalah dermawan yang telah menyekolahkan saya mulai dari SMA kelas 2 sampai lulus S1 nanti (inshaAllah). Mbak Zul, beliau adalah orang yang telah bersedia menerima saya untuk tinggal di rumahnya selama 1 semester awal-awal saya berada di Malang. Bu Eni, beliau adalah wali kelas saya waktu SMA kelas 1 dan orang yang menjadi perantara dipertemukannya saya dengan Pak Burhan. 

dulu, seringkali di ujung telefon, ibu mencurahkan isi hatinya. keluarga kami seringkali diterpa cobaan dalam hal ekonomi. ibu mengeluhkan susahnya mengatur keuangan keluarga yang semakin hari semakin terbatas saja. dan, baru saja kemarin saya tersadar bahwa keluarga saya telah menuai berkah dari dhuha. banyak rizki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. 
saat pulang beberapa hari yang lalu, saya takjub. secara rutin, seusai tahajud, ibu mengajak saya ke samping rumah. pagi-pagi buta, kami berdua memetik bunga turi yang oleh orang-orang di daerah saya, biasa digunakan sebagai sayur. samping rumah kami, adalah tanah kosong milik orang lain, dan bapak diberi amanah untuk merawat tanah itu agar tidak tandus. jadilah tanah itu sebagai sawah 'sementara' kami sekeluarga. terkadang ditanami ubi-ubian, sayur, cabai, kedelai, dan pohon turi. pohon turi ini jumlahnya puluhan, dulu hanya ada beberapa kemudian ibu menambahnya di semua sudut mengitari sawah. bunga dari pohon turi ini berwarna putih, sangat banyak di satu pohonnya. ibu tidak menjualnya langsung, beliau menitipkannya pada tetangga yang berjualan di pasar tradisional. setiap pagi ba'da shubuh, tetangga itu berangkat ke pasar. sebenarnya bisa saja bunga turi dipetik malam sebelumnya, yaitu ba'da isya. namun, kebanyakan pembeli tidak suka karena bunganya akan layu. dan akhirnya tidak laku bunga itu. dan, saat paling pas untuk memetik bunga turi adalah sebelum jam 3 dini hari. Subhanallah, betapa Allah ingin agar kami rutin tahajud. dari yang sebelumnya tidak rutin tahajud. 

kemudian setelah semua terkumpul, bunga itu di bungkus. per bungkusnya seberat 1/2 kg, dan ibu menjualnya dengan harga 2000 rupiah. tiap hari, ibu bisa mengumpulkan 3-4 bungkus bunga turi. itu artinya, 6000-8000 rupiah pendapatan tambahan tiap hari. 42000-56000 rupiah per minggu, 180000-240000 rupiah per bulan. dan, alhamdulillah bulan ini sudah menginjak sekitar bulan ke-3 semenjak awal pohon-pohon turi tersebut ditanam ibu. 

tidak hanya dari bunga turi, ibu juga memperoleh pendapatan tambahan dari berdagang beras. sehingga tidak heran kalau ada yang bertamu ke rumah dan melihat sudut ruang tamu bertumpuk karung-karung beras dan timbangan. sistem dagang ibu, terbilang cukup unik. beras yang dijual, boleh dihutang oleh pembeli dalam jangka waktu yang telah disepakati. dan, ibu tidak memungut bunga darinya. hanya laba yang sekitar 500 perak per kilonya, sehingga pembeli tidak perlu khawatir harus membayar lebih karena hutang dalam membeli beras tersebut. hutang atau kontan, harga beras tetap sama. karena tetangga juga banyak yang kesusahan ekonomi nya. dan, ibu cukup senang bisa membantu meringankannya. sungguh, ibu saya adalah wanita luar biasa. ^^

dari berdagang beras, tiap bulannya pendapatan ibu bertambah ratusan ribu rupiah. ini sudah lebih dari cukup,    Dia telah menunjukkan kuasaNya, betapa jika kita mau meminta padaNya, mau bersungguh-sungguh dalam beribadah padaNya, apakah yang mustahil Dia beri? kebahagiaan seisi dunia pun bisa kita raih, ^^. dan, bagi keluarga kecil kami, kekayaan sejati bukanlah berupa materi. kekayaan  sejati adalah rasa syukur yang kita miliki. ibu selalu bilang, bahwa sekarang hidupnya sudah jauh berbeda dengan kehidupannya dulu, yang susah dan segalanya terbatas. ibu sadar, bahwa syukur dan ikhlas adalah hal luar biasa yang membuat fikirannya tentram.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Allah memilih benda terbaik yg diperlihatkannya utk menjadi tanda2 kebesaran bagi manusia ----> matahari
dan Allah menyediakan salah satu waktu terbaik agar manusia memanfaatkannya ---> saat Matahari sepenggalan naik (Dhuha)

mudah2an kita mendapatkan berkah dari Dhuha agar keimanan kita bertambah... Syukron postingannya ukh^^

Sofyani Wulansari mengatakan...

benar... waktu dhuha adalah waktu terbaik, :)
sama2 akh

Rinai mengatakan...

subhanallah
nice post :)

Sofyani Wulansari mengatakan...

maturnuwun dind.. ^^

Posting Komentar