Pages

Minggu, 24 Maret 2013

Bayar Mahal Jadi Tentara

" kepasrahan dibutuhkan, saat angan setinggi gunung tak mampu kau daki "

silaturahim ke guru SMA ku yang satu ini, tak bisa ku lewatkan tiap lebaran. beliau selain dulu sebagai wali kelas waktu aku kelas X SMA, juga sebagai orang yang berperan mempertemukanku dengan pak Burhan sehingga aku bisa kuliah sampai sekarang. 

Bu Eni, itulah namanya. pada kunjungan lebaran yang ke sekian, aku sendiri agak lupa. kami mulai berbincang ringan, sampai akhirnya beliau bertanya tentang kabar salah seorang teman SMA ku namanya Krisna (*bukan nama sebenarnya, agak nggak enak nanti kalo aku sebutkan nama asli). mendengar namanya, aku hanya ingat kabar dia sedang tidak baik. terakhir, aku dengar kabar dari teman-teman bahwa dia saat ini sedang mengalami gangguan jiwa. 


meski tidak sampai dirawat di rumah sakit jiwa, keadaannya bisa dibilang cukup mengkhawatirkan. kemudian Bu Eni bercerita, saat beliau menghadiri seminar beberapa waktu sebelumnya, beliau duduk dekat tetangga si Krisna ini. mulailah cerita sebenarnya mengapa dan bagaimana kronologi Krisna sampai akhirnya kehilangan akalnya.

Krisna adalah seorang yang memiliki kepemimpinan tinggi, terbukti ketika SMA dulu dia terpilih sebagai ketua umum OSIS. saat itu aku sebagai koordinator divisi V OSIS yang sekaligus anak buahnya, aku tahu persis bagaimana dia. meskipun kami tidak sekelas. pembawaannya setiap memimpin rapat, memimpin upacara hari Senin dan ketika dia memenangkan lomba demi lomba gerak jalan. dia berperawakan tinggi tegap dan ya begitulah (*intinya cocok untuk jadi polisi atau tentara). dan memang begitu cita-cita/ambisinya, menjadi TNI entah itu TNI AD, AL, atau AU. 

sampai ketika kami melakukan wisuda SMA, perpisahan dan pengambilan ijazah, aku tidak mendengar kabarnya lagi. pada tahun ke dua setelah lulus SMA, dia mendaftar masuk tentara. sudah menjadi rahasia umum bahwa daftar tentara atau polisi harus sedia uang banyak. puluhan juta. adik temanku, berulang kali mengikuti seleksi masuk tentara namun dia menolak "menyumbang" ke oknum maka gagal. begitu seterusnya namun tetap dicoba (*buat apa sih). 

begitupun Krisna, dia paham betul poin ini. sumbangan yang besar untuk merealisasikan cita-citanya. ibu Krisna punya sawah yang luas, siap dijual untuk memuluskan tahap terakhir penentuan jadi tidaknya dia sebagai tentara. setelah melewati berbagai tahap seleksi, dia lolos hingga sampai tahap terakhir yang berisi pemulusan dengan "uang" tersebut. penentuan terakhir, hanya butuh uang. posisi dia waktu itu di tempat seleksi pusat di kota Malang, sementara ayahnya yang membawakan uang tersebut dari rumah menuju Malang.

Krisna menunggu ayahnya. aku bisa membayangkan betapa dia sudah sangat dekat dengan seragam loreng-loreng itu. betapa bahagianya dia. hari itu adalah hari terakhir penyetoran uang, besok sudah ditutup. sampai siang, ayahnya tak kunjung datang. dia mulai gusar, jangan-jangan terjadi apa-apa. maka dia pulang, sampai beberapa jam kemudian dia sudah ada di rumahnya. ibunya bilang, ayahnya sudah berangkat ke Malang pagi tadi. Krisna menganggap, mungkin saat dia pulang tadi ayahnya sampai disana. maka dia menjadi tenang.

ayah Krisna berangkat dengan membawa uang hasil menjual sawah milik ibu Krisna. dan, saat pengumuman tiba. Krisna bersemangat sekali melihat pengumuman itu namun dia tak mendapati namanya tertera disana. tidak mungkin. jika uang sudah disetor, dia dipastikan lolos. namun, apa jadiya jika ceritanya lain? sang Ayah tidak menyetor uang. 

ya. ayah Krisna tidak menyetor uang tersebut. di tengah perjalanan, dia menggunakan uang yang dia bawa untuk bermain judi dan sebagainya. mimpi anaknya yang tinggal selangkah itu dia sia-siakan begitu saja. sudah menjadi tabiat ayah Krisna, yang terkenal suka begitu. ibu Krisna tak khawatir ketika menyuruh suaminya pergi membawa uang itu karena ini masalah anaknya sendiri, mana mungkin dia tega. kenyataannya, dia memang tega.

hingga akhirnya Krisna kehilangan seluruh mimpi dan juga kewarasannya. sang Ketua OSIS, pemenang lomba-lomba gerak jalan, pemimpin upacara hari Senin yang gagah, menjadi tak terkendali. dia, layaknya orang yang gila. sebegitu hebatnya guncangan dalam dirinya. aku paham bagaimana perasaannya. dia yang sudah tertinggal teman-teman lain, memilih tidak kuliah dan menunggu pendaftaran tentara. sekarang ketika teman-teman lain sudah mengenyam 2 tahunan di perkuliahan, dia masih menganggur dan paling pahit, gagal menjadi tentara hanya disebabkan uang yang tak sampai ke tangan oknum.

ah, temanku. dia sering linglung, berkali-kali datang ke SMA hanya bergumam sendiri. tertawa sendiri di samping gerbang sekolah. sampai disini, cerita bu Eni membuatku banyak belajar. semoga ada hikmah yang bisa pembaca ambil. 

9 komentar:

Anonim mengatakan...

Orang tua yang gadak otak

Anonim mengatakan...

kisah nya seperti saya,cuma saya kepingin kuliah tapi gagal karena faktor ekonomi
yang terpenting disini adalah tetap iklhas menerima apa yang terjadi,the show must go on .....,

Unknown mengatakan...

Subhanallah, semoga Krisna diberi keikhlasan dan kesabaran. Semoga krisna mendapat pekerjaan yang jauuhlebih baik dari yg dia harapkan. Karena Allah selalu memberi apa yg kita butuhkan, bukan yg kita inginkan.
Adik saya jg seorang ketua osis, dia gagah dan sangat baik dalam organisasi, bahkan juga sering memenangkan lomba2 tonti. Harapannya juga ingin menjadi TNI. InsyaAllah thn ini jg mau daftar. Tapi sayang, tabiat ayah krisna juga sama seperti tabiat ayah saya. Semoga Adik saya juga diberi yg terbaik yang telah digariskan oleh Allah..

Irwan mengatakan...

kok bsalah orang baik mendapatkan hal itu

Anonim mengatakan...

Bigini ya agan dan sista sekalian,kalo disini ada anghota tni atau polri ya sukur.....bisa tau yang sebenar benarnya....begini lho.....pada saat pamtukhir akhir atau apalah itu namanya.....saat itulah ditentukan lulus tidaknya seorang calon prajurit,disini kalo ada oknum yang haus duit entah karena apa itu penyebabnya,maka akan terkabulah....jalan bagi si oknum bangsat tersebut untuk dapat duit,jadi jika ada,perwira tinghi ngaku tak bisa berbuat banyak soal kelulusan peserta seleksi tni/polri itu 100% BULSHIT omong kosong....jngan percaya.....caranya bagaimana.....ya si oknum ini tinggal menjual surat rekomendasi dari dirinya......yang biasa disebut.."SURAT SAKTI"....surat sakti ini adalah surat rekomendasi dari seorang perwira menengah ataupun perwira atas supaya meloloskan calonya,lewat surat sakti berharga puluhan sampai ratusan juta inilah.....cara seorang calon aparat lulus secara "Curang" atau tidak baik,kadang kenapa harganya semahal itu????,tentu karena membuatnya saja tidak setiap hari dan orang yang memberikannyapun,bukan orang sembarangan di instansi tersebut,alias sang perwira,entah menengah ataupun perwira atas,jadi,bagi si perwira....kapan lagi dapat duit banyak....kalau bukan pas ada pendaftaran,nah....uang tersebut biasanya dibagi dua,antara yang membuat surat dan sinoknum panitia panthukir tersebut....caranya ya dengan memberikan secara langsung,uang tersebut yang dibungkus lewat surat sakti tersebut,jadi bukan surat sakti namanya kalau tak bisa menyulap sebuah surat menjadi uang,dari uang lalu disulap lahi deh sama si oknum panitia,dengan cara mengkatrol si anak yng bersangkutan agar nomor urutnya menjadi di atas kuota yang dibutuhkan,itu semua kata abang ipar saya yang seorang anggota tni di makasar,beliau juga menawari saya supaya didaftarkan dia menjadi anggota tni,tapi saya tidak mau,tak pnya uang sebanyak iyu kata saya,untung ortu saya juga tidak setuju,mendingan jadi orang susah tapi kerjaanya halal,daripada jadi aparat tapai lewat jaliur sesat,bisa di azab allah saya nanti...naudzubillahi mindzalik....

WELLY CHRISTIANS mengatakan...

Betul

WELLY CHRISTIANS mengatakan...

Betul

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Pengalaman gue daftar 6x sampai umur habis (gagal semua)
Kalau di ingat sedih juga sih...
Teman seperjuangan pada tembus dan pamer kesuksesan nya di sosmednya masing masing..dan belum lagi cibiran Dr teman" yg iseng & juga cibiran tetangga usil yg bikin kuping panassss
Rasa nya minder berat bro & sempat putus asa.. andai waktu bisa diputar guee gak pengen daftar beginian yg ujung"nya memilukan.. tapi aku kadang juga bersyukur jiwa masih di beri kekuatan sama allah & Untung aja gak jd gila seperti cerita di atas..
Guee Tetap sabar meskipun hidup masih belum jelas & belum menemukan jalan terbaik di masa depan.. karena ku yakin masa depan cerah gak harus berseragam gagah & memegang senjata

Posting Komentar