Pages

Selasa, 29 Januari 2013

Jodoh itu Perkara Usaha

"siapa yang akan menyangka, nun jauh dari negara kelahiranmu, justru seseorang menawarkan muallaf kepadamu"

seperti sebelumnya, sehabis sholat maghrib, aku mengaji barang satu-dua lembar. bagaimanapun juga sebagai seorang muslimah aku harus konsisten dengan amalan yang sudah dikerjakan. meskipun tengah berada di negeri orang kafir, lirih ku ucapkan ayat demi ayat dari Allah. jika kesejukan hatiku salah satunya adalah dengan melihat ibu, maka disini aku tak bisa melihatnya dan hanya mengandalkan kitab suci ini. aku tak peduli di luar kamar asrama di balik pintu sana mereka sedang hura-hura entah berbuat apa. dan teman sekamarku, Katherine, alhamdulillah dia mengerti rutinitasku yang satu ini. 



segera selepas mengaji, aku duduk di meja belajar dan ber-jejaring sosial. selain mengobati rasa kangen dengan teman-teman, hal ini juga berfungsi untuk mengirimkan kabar ke orangtua di tanah air. seketika ada sebuah chat datang dari Sumer, muslimah asal Pakistan. dia dan suaminya yang berkebangsaan Amerika dan muallaf, tekun membangun sebuah asosiasi mahasiswa muslim di Colorado State University (CSU). beberapa saat yang lalu, aku dan seorang teman menghadiri acara gathering asosiasi tersebut. selain berkenalan dengan teman-teman se-iman, aku sebenarnya mengincar makanannya. lama sekali aku tak menemukan makanan halal disini, sehingga acara seperti ini pun sangat aku nantikan.

dalam chat nya, Sumer menulis panjang sekali. pada intinya adalah, dia menawarkan sahabat suami nya kepadaku. tentunya menawarkan untuk menikah. aku pun terlonjak kaget. seketika dadaku berdegup kencang sekali. dia adalah seorang berkebangsaan Amerika, muallaf sudah 5 tahun. dia aktif mengelola Islamic Center di Fort Collins, kota tempat aku menimba ilmu. dia sudah bekerja, dan berencana menyelesaikan studi nya ke jenjang master. usia nya 25 tahun dan secara finansial dia sudah matang bahkan memiliki rumah dan mobil. tidak berhenti disini, Sumer juga meng-attach foto nya. nampak sosok bule itu, mengenakan baju koko biru lengan panjang dan peci warna putih. terlihat rambut blonde-nya menyembul dibalik peci itu. di foto tersebut dia bersama kucing Persia yang lucu sekali. 

berkali-kali aku mengucap istighfar, bagaimana bisa Sumer menawarkannya padaku padahal kami baru bertemu dalam beberapa kesempatan saja. ini masalah sangat serius, dan aku tak mengerti harus berbuat apa. bingung dan berdebar-debar. Sumer dan suami nya akan membantu pertemuan kami yang selanjutnya, laki-laki itu akan mengontak orangtua ku di tanah air. segala elakan aku utarakan ke Sumer, tapi dia selalu menguatkanku. aku bukanlah muslimah yang baik dan muallaf itu layak mendapat yang lebih dariku. 

aku ingin mengontak ibu, menceritakan apa yang terjadi, sementara Sumer menunggu jawabanku. usai sholat isha aku sesenggukan, entah apa yang terjadi barusan. jika memang dia jodohku, setelah menikah dengannya secara otomatis aku mendapat green card yang mana aku berubah menjadi warga negara Amerika. tinggal jauh dari Indonesia, bermukim di tempat asing dan dengan orang asing. tidak, aku bimbang.

alhamdulillah Allah tunjukkan jalan. hari dimana ada pertemuan lagi dengan asosiasi mahasiswa muslim tersebut, aku sedang wisuda dari akademi English selama 8 pekan ku. sehingga aku tidak bisa hadir, dan Sumer bilang laki-laki itu akan hadir disana. jadi istilahnya dia ingin bertemu secara tidak sengaja dengan ku. mungkin juga karena aku ternyata hanya mengambil kursus pendek dan bukan kuliah disana, maka laki-laki itu mengurungkan niatnya. semoga Allah memberi nya jodoh yang lebih baik, pun jua diriku kelak. aamiin

2 komentar:

sekar mengatakan...

aku harus bilang wow nih, dapet "bahan" buat ledekin mba sopi :P

Sofyani Wulansari mengatakan...

ledekin knp? krn gagal dpt bule muslim? :p

Posting Komentar