Pages

Jumat, 17 Desember 2010

Masihkah Kita Tidak Mengucap Syukur?

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
hemm.. hidup nyaman, jauh dari keterbatasan, begitu dekat dengan kenikmatan. terkadang keadaan seperti ini membuat diri kita kurang peka terhadap lingkungan. Allah sudah memberi segala kemudahan di dunia ini, materi, fisik, semuanya Alhamdulillah. namun benarkah sudah 'Alhamdulillah'? let's think more. .
***
sore gerimis, tak jauh dari Masji Jami' Malang. halte, tempat menunggu mikrolet (seharusnya menunggu bis yaa ^^). rasanya kaki ini lelah, dua setengah jam berputar melakukan aktivitas perempuan (belanja). entah apa yang dicari, namun Alhamdulillah dapat sebuah kado untuk ummi tercinta di Hari Ibu nanti. setelah ke kantor pos untuk mengirim suatu barang, saya duduk sembarangan di bangku panjang itu, tidak peduli banyak bapak-bapak sopir mikrolet yang sedang melepas lelah.
"saking pundi, nak?" (baca: darimana, nak?)
"saking kantor pos, bu" (baca: dari kantor pos , bu)
"nopo niku nak? (sambil menunjuk struk yang saya pegang)" (baca: apa itu, nak?)
"ooohh, niki bukti saking pos bu. mantun ngirim barang kalawau" (baca: ooohh, ini bukti dari pos bu, habis ngirim barang tadi)
serasa saya yang ditanya terus, saya kemudian bertanya balik.. sosok ibu ini mengingatkan saya pada eyang saya yang setahun lalu telah berpulang ke Rahmatullah. persis. saya tidak tahu, kenapa tiba2 udara begitu menyesakkan.
"ibu, aslinipun malang?" (baca: ibu aslinya malang?)
"mboten nak, ibu asli T******(menyebutkan satu nama kota di jawa timur)" (baca: tdk nak, ibu asli T******)
"oooh, nggeh. daleme ten malang pundi bu?" (baca: oooh, iya. rumahnya malang mana bu?)
"kulo njaluk2 nak. sampun 2 tahun." (baca: saya minta2 nak. sudah 2 tahun)
saya hanya terdiam. saya tentu tidak bermaksud menanyakan itu.
tahukah teman? ibu tadi sudah menjalani kehidupan sebagai tuna wisma selama 2 tahun di malang. sehabis subuh, si ibu datang ke halte itu, hanya duduk saja. sampai maghrib tiba. mengharap iba dari pengguna jalan yang lewat. kebanyakan para sopir angkot lah yang iba pada beliau. memberi makan, mengantar pulang. o ya! saya belum menceritakan "tempat tinggal" beliau. beliau sehari-harinya mengistirahatkan tubuhnya yang renta di pinggiran toko tak jauh dari halte tempat kami bertemu. panjang lebar si ibu menerangkan betapa baiknya pemilik toko, yang bahkan memberi beliau makan tiap malam.
saya menelan ludah. bagaimana kalau malam2 turun hujan lebat? apalagi akhir2 ini sering hujan dan angin kencang.
si ibu dengan setengah tersenyum menjawab : nggeh ndamel kresek nak. sikil2 e kulo sukani kresek. (baca:  ya pakai kantong plastik nak. kaki2 ibu dikasih kantong plastik)
terus kepala ibu? rambut ibu? (pikirku...)
Ya Allah...
si ibu ternyata sudah tidak punya siapa2 alias sebatang kara. ada adik kandung 1, tapi sedang 'marahan' istilahnya (saya sendiri juga bingung)
terlepas dari itu semua, teman.. si ibu masih memegang teguh yang namanya sholat 5 waktu. di ujung perjumpaan kami, si ibu sempat menanyakan jam. saya tengok jam tangan, masih jam setengah 5 bu. "berarti dereng maghrib?" (baca: berarti belum maghrib?)
"dereng, bu." (baca:  belum, bu)
si ibu juga menambahkan, sehabis sholat selalu menyempatkan dzikir 100X.
sudahkah kita, yang segar bugar, dan bisa dikatakan berkecukupan ini melakukan dzikir 100X minimal tiap hari?
akhirnya saya berpisah dengan si ibu, sambil mengucap doa (ah, saya selalu suka dikasih 'uang saku' doa dari orang tua). "mugi2 cpet lulus, nak" (baca: moga2 cepat lulus nak). saya mengamini. setelah mencium tangan beliau, saya berpamitan. .
ah, hidup.
teman, marilah kita sejenak merenung. apa yang sudah ada dan sudah ALLAH beri pada kita. bukankah ini lebih dari cukup? keluarga yang lengkap, materi yang cukup, badan yang sehat, dan banyak lagi nikmat lainnya. sudahkah kita mengucap syukur hari ini??
ketauhilah teman, banyak hal sepele yg kemudian tidak kita syukuri...
bersyukurlah, maka ALLAH akan mencukupkannya..
"fabiayyi 'alaairabbikumaa tukadzibaan?" let's say together :"ALHAMDULILLAH"
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..

0 komentar:

Posting Komentar