sumber gambar : google.com
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).tidaklah kemudian postingan ini ada lantaran si penulis 'latah' terhadap apa yang santer dibicarakan belakangan ini : isu nikah. postingan ini bermaksud untuk mengabadikan kepingan memori seminggu yang lalu, ketika saudara sepupu saya melangsungkan akad nikah.
baru 2 minggu saya menginjakkan kaki di Malang, saya terpaksa (lebih tepatnya, terpaksa dengan senang hati) pulang lagi untuk menghadiri pernikahan seorang sepupu. yah, meski hanya sepupu namun sepupu yang satu ini bisa dibilang istimewa, karena kami sepantaran (umurnya hampir sama, hanya terpaut 2 bulan), kami bertetangga dekat, dan kami juga teman sejak Taman Kanak-Kanak sampai SMP (saat SMA dia masuk sekolah favorit, sedang saya di sekolah tidak favorit). usai SMA dia bekerja (selama 2 tahun ini beberapa pekerjaan dia pernah rasakan: dari mulai sales, penjaga toko, bendahara di kantor pemasaran Ruko, dsb). sampai terakhir ini dia bekerja sebagai kasir di sebuah tempat makan di Lamongan. terkadang ketika saya pulang, saya merasa iri dengannya. dia sudah berpenghasilan, bisa memberi uang ke orangtuanya, dan bisa membeli kendaraan (motor,red) sendiri. saya hanya bisa menelan ludah melihat apa yang dia punya, semoga kelak saya juga mampu seperti dia (amin).
pernikahannya berlangsung pada Sabtu pagi, 24 September 2011. sekitar pukul 9.30 WIB, semua sudah siap. penghulu, pegawai KUA, saksi-saksi, dan handai tolan dari kedua keluarga sudah berkumpul. tibalah saat paling mendebarkan itu : akad nikah. saya yang sedari pagi disibukkan dengan bantu-bantu di dapur, langsung berdesak-desakkan dengan yang lainnya di ruang tengah tempat akad nikah dilangsungkan. saya tentunya tidak mau ketinggalan moment langka ini. semua wajah nampak tegang, terlebih lagi wajah mempelai pria dan wanita nya. si mempelai pria ini sudah tidak asing lagi bagi saya, karena dia adalah tetangga sendiri. subhanallah ya, jodoh sepupu saya ini ternyata ada di depan rumah (tidak tepat depan rumah, jarak 2 rumah dari arah tepat depan rumah). saya jadi teringat quote-nya Gloria Si Kuda Nil dalam film Madagazkar : "setelah seisi dunia kujelajahi, ternyata pendamping hidupku tinggal di depan pintu kamarku sendiri". (karena menurut cerita film, Gloria dan Melman Si Jerapah adalah tetangga di kebun binatang New York). betapa yang namanya rahasia Allah subhanahu wa ta'ala (jodoh), tak seorangpun bisa meprediksinya.
saat akad dimulai, semua diam dan serius mendengarkan. dua tangan itu berjabat, kemudian mempelai pria mengucapkan sebaris kalimat : saya terima nikahnya Aminatus Sya'diyah binti Sudiro dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai dua ratus empat puluh ribu sembilan ratus rupiah tunai. terucap kata "sah" dan diiringi dengan hamdalah oleh seisi ruangan. beberapa tampak mengusap matanya, si mempelai wanita, orangtua, dan juga anehnya kenapa saya juga ikut-ikutan.
setelah saya ingat-ingat, ternyata tangis haru itu berasal dari kata-kata ijab kabul yang diucapkan mempelai pria. setelah saya pikir-pikir, kasihan sekali orangtua sepupu saya, sudah membesarkan dan merawatnya sejak dalam kandungan, kini setelah dewasa, hanya bermodal sebaris kalimat saja si mempelai pria sudah berhak atas dirinya secara lahir batin. namun itu semua demi menjalankan sunnah Rasulullah..
0 komentar:
Posting Komentar