Sahabat Hikmah…
Sholat adalah perintah Allah untuk menghamba kepada-Nya.
Sholat adalah perintah Allah untuk bersyukur kepada-Nya.
Sholat adalah ukuran hamba yang beriman dan bertakwa.
”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.”
(QS Al Kautsar :1-2)
Sholat adalah mengagungkan Allah, diri ini kecil.
Tidak mau sholat ….?
Apakah dia lebih agung dari Allah,
yang telah memerintahkan sholat ?
Sholat adalah memuji Allah, diri ini nista.
Tidak mau sholat ….?
Apakah dia lebih terpuji daripada Allah,
yang bertasbih dan bertahmid apa yang di langit dan di bumi ?
Sholat adalah memohon petunjuk kepada Allah, diri ini tak tahu arah.
Tidak mau sholat ….?
Apakah dia lebih tahu daripada Allah,
yang Maha Tahu atas segala sesuatu.
Sholat adalah memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.
Tidak mau sholat ….?
Apakah dia bebas dari dosa,
sehingga tidak butuh ampunan-Nya ?
Sholat adalah meminta kepada Allah, diri ini fakir.
Tidak mau sholat ....?
Apakah dia lebih kaya daripada Allah,
yang memiliki semua yang ada ?
Sholat adalah tunduk dan taat kepada Allah, diri ini tak berkuasa.
Tidak mau sholat ....?
Apakah dia lebih berkuasa daripada Allah,
yang semuanya ada di Tangan-Nya?
Sholat adalah ruku’ dan sujud kepada Allah, diri ini hina.
Tidak mau sholat ....?
Apakah dia lebih mulia dari pada Allah,
yang bertasbih apa yang di langit dan di bumi?
Sholat adalah bersyukur kepada Allah, diri ini papa.
Tidak mau sholat ....?
Apakah dia telah mencukupi dirinya sendiri,
selain pemberian dari Allah ?
Sholat adalah penghormatan kepada Allah.
Tidak mau sholat....?
Apakah dia lebih terhormat daripada Allah,
yang kemulian-Nya diakui seluruh makhluk-Nya ?
Sholat adalah perlindungan kepada Allah dari api neraka.
Tidak mau sholat....?
Apakah dia akan aman dari siksa neraka,
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
dan penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras ?
Dan makhluk Allah yang di langit dan bumi, semuanya sholat
Mereka bertasbih, bertahmid, sujud dan mengangungkan-Nya
”Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHOLAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur : 41)
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’:44)
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah berSUJUD apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?" (QS Al-Hajj: 18)
Hanya sebagian jin dan manusia yang ANGKUH dan SOMBONG
yang tidak mau melakukan sholat,
yang tidak mau mengagungkan Allah,
yang tidak mau memuji Allah,
yang tidak mau memohon petunjuk kepada Allah,
yang tidak mau memohon ampun kepada Allah,
yang tidak mau meminta kepada Allah,
yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah,
yang tidak mau ruku’ dan sujud kepada Allah,
yang tidak mau bersyukur kepada Allah,
yang tidak mau menghormat kepada Allah,
yang tidak mau berrlindung kepada Allah dari api neraka.
Iblis diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam,
Dia enggan dan takabur, karena merasa lebih baik dari Adam
Manusia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Allah
Bila dia enggan dan takabur, apakah dia merasa lebih baik dari Allah ?
Firman Allah:
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan SOMBONG, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS Al Israa’ :37)
Sabda Rasul :
”Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu.” (HR Muslim)
Hukum orang yang tidak mau sholat:
Allah benci dengan orang yang sombong, dan Rasul diperintahkan untuk memerangi orang-orang yang sombong, sebagaimana sabdanya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka (1) bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, (2) menegakkan SHOLAT, (3)menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 75 dan Muslim no. 21)
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)
Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat termasuk dari perkara yang menyebabkan terjadinya kekafiran.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah juga menerangkan perbedaan antara kata ‘al-kufru’ (memakai ‘al’) dengan kata ‘kufrun’ (tanpa ‘al’). Dimana kata yang pertama (yang memakai ‘al’/makrifah) bermakna kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama, sementara kata yang kedua (tanpa ‘al’/nakirah) bermakna kafir asghar yang tidak mengeluarkan dari agama. Sementara dalam hadits di atas dia memakai ‘al’. (lihat Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim hal. 70)
Buraidah -radhiallahu anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi no. 2621, An-Nasai no. 459, Ibnu Majah no. 1069 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4143)
Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Yang dimaksud dengan kekafiran di sini adalah kekafiran yang menyebabkan keluar dari Islam, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min dan orang orang kafir, dan hal ini bisa diketahui secara jelas bahwa aturan orang kafir tidak sama dengan aturan orang Islam. Karena itu, barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian ini maka dia termasuk golongan orang kafir.”
Dari Abdullah bin Syaqiq Al-Uqaili -rahimahullah- dia berkata:
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنْ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ
“Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpendapat mengenai sesuatu dari amal perbuatan yang mana meninggalkannya adalah suatu kekufuran melainkan shalat.” (HR. At-Tirmizi no. 2622)
Itulah mengapa dalam peperangan, orang yang menyerah dan masuk islam belum diakui, sebelum mendirikan sholat dan membayar zakat.
" Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan mereka untuk berjalan. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS At Taubah : 5 ).
”Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS At Taubah : 11)
Itulah mengapa, pada masa Rasulullah dan sahabat semua muslim mendirikan shalat di masjid, termasuk orang munafik, walaupun dengan malas.
Alloh Ta'ala berfirman, yang artinya :" Sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Alloh dan Alloh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' ( dengan sholat ) dihadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Alloh kecuali sedikit sekali." (An Nisa: 142)
Rasulullah bersabda : Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]
Dan shalat adalah kunci surga, tidak shalat ya masuk neraka, yaitu neraka SAQAR, Allah Ta'ala berfirman, yang artinya : " Apakah yang memasukkan kamu kedalam saqar ( neraka ) ?" mereka menjawab," Kami dahulu tidak termasuk orang orang yang mengerjakan shalat." ( Al Mudatsir: 42-43 ).
Wallahu a’lam bi showab
O.F.A
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar