Banyak hal yang belum aku
ceritakan atau tuliskan melalui baris kata-kata. Tentunya, tidak semua akan ku
tuliskan, beberapa masuk kategori privasi jadi aku simpan. Tapi jika ada yang
menurutku pembaca nantinya bisa ambil pelajaran darinya, aku ingin bagikan.
Sholat. Setiap muslim
tahu akan kewajiban satu ini. Sholat wajib, 5 kali sehari. Ah, kalian sudah
hafal bukan apa saja? Sholat sejatinya sangat mudah dilakukan, namun terkadang
banyak yang lalai mungkin dikarenakan satu lain hal. Tapi, kembali lagi ke
individu masing-masing. Hey, pernah melewatkan satu sholat dalam hidupmu?
Mungkin, waktu masih kecil ya. Apa rasanya? Biasa saja? Cuek? Yah, beberapa
merasa demikian. Sehingga perasaan tadi lama-kelamaan terakumulasi dengan baik
tapi hasilnya buruk->meninggalkan sholat selama-lamanya. Penulis dan pembaca
tidak mau seperti itu, bukan?
Di Indonesia, kita tidak
perlu kesusahan melaksanakan sholat. Tiap berapa meter sekali akan kita jumpai
masjid atau mushola. Tinggal mampir ketika adzan terdengar, tunaikan sholat dan
lanjutkan perjalanan. Simpel bukan? Tapi kita sedang bepergian di tempat
antah-berantah yang jangankan masjid, mushola saja tidak ada. Satu pun. Lantas,
jadi tambah malas kah? Atau semakin bersemangat beribadah?
Tidak menutup kemungkinan
suatu saat nanti (aamiin), Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menapakkan kaki di negeri orang lain, di mana tempat untuk menunaikan ibadah
sholat nyaris tidak ada sejauh mata memandang dan sejauh kaki melangkah. Lalu
dimana tubuh ini bersujud? Hey, teman. Hamparan bumi ini milik-Nya semata.
Semua bisa dijadikan tempat mendirikan sholat. Asal, bersih dari najis dan
memungkinkan. Penulis pernah merasakan, bagaimana susahnya menjaga 5 waktu
sholat wajib di negeri yang mana muslim adalah minoritas. Wake up, you're not
in Indonesia anymore! Jadi, solusinya?
Simpel.
1. Pegang jadwal sholat
kemana-mana. Web Islami banyak beredar di dunia maya, sehingga mencetak jadwal
sholat di tempat yang sedang kita pijak bukanlah hal yang susah dilakukan.
Kalau tidak bisa mengingat pasti, karena pasti akan berbeda jauh dengan jadwal
sholat kita di negara asal, cetak. Bawa kemana-mana atau buat catatan di
buku/notes yang selalu kamu bawa. Ingat, tidak ada kata "aduh, aku lupa
ashar jam berapa. yaudah ah, nggak sholat".
2. Usahakan ada reminder. Kalau kita orangnya pelupa, maka buatlah alarm harian di HP atau gadget kalian. Penulis yakin, kebanyakan dari kita tidak lupa membawa HP ketika bepergian. Sehingga di tiap waktu sholat, akan ada yang mengingatkan kalian.
3. Ketika masuk waktu sholat, jika memungkinkan, segera tunaikan. Cari toilet/restroom terdekat. Ingat ya, tidak ada kran air yang bisa kita pakai wudhu. Lalu? Tapi pasti ada wastafel bukan? Gunakan itu. Apalagi di negara maju, wastafel dilengkapi dengan dua suhu air: dingin dan hangat. Tidak perlu khawatir kedinginan. Kalau muslimah wudhu, ribet dong? Secara kita pakai rok panjang (misalnya). Ah, nggak juga. Pakai celana di dalam rok. Sehingga ketika akan membasuh kaki dan terpaksa mengangkat sebelah kaki ke wastafel, aurat kita masih terjaga. We're smart, aren't we?.
2. Usahakan ada reminder. Kalau kita orangnya pelupa, maka buatlah alarm harian di HP atau gadget kalian. Penulis yakin, kebanyakan dari kita tidak lupa membawa HP ketika bepergian. Sehingga di tiap waktu sholat, akan ada yang mengingatkan kalian.
3. Ketika masuk waktu sholat, jika memungkinkan, segera tunaikan. Cari toilet/restroom terdekat. Ingat ya, tidak ada kran air yang bisa kita pakai wudhu. Lalu? Tapi pasti ada wastafel bukan? Gunakan itu. Apalagi di negara maju, wastafel dilengkapi dengan dua suhu air: dingin dan hangat. Tidak perlu khawatir kedinginan. Kalau muslimah wudhu, ribet dong? Secara kita pakai rok panjang (misalnya). Ah, nggak juga. Pakai celana di dalam rok. Sehingga ketika akan membasuh kaki dan terpaksa mengangkat sebelah kaki ke wastafel, aurat kita masih terjaga. We're smart, aren't we?.
4. Bawa koran
kemana-mana. Jika kalian tidak punya tikar lipat kecil, ya bawalah koran. Koran
sangat membantu untuk kita pakai alas sholat sebelum meletakkan sajadah, selain
dia juga praktis. Kita tidak tahu "medan sholat" kita seperti apa
bukan? Tanah becek kah, lantai berdebu kah, kolong tangga kah. Jadi, koran
sangat membantu apalagi ketika lupa membawa sajadah.
5. Jangan gengsi untuk sholat. Ada ya gengsi sholat? Ada! Ketika di keramaian, malu atau takut sholat nanti dikira teroris atau apa lagi. Ah, kita punya hak bukan? Hak untuk melakukan apa saja selama tidak negatif. Masalah dilihatin orang lewat, dianggap aneh karena nungging-bangun nggak jelas di tempat terbuka, bahkan sampai ada satpam yang mondar-mandir di depan kita pas lagi sholat karena khawatir kita akan melakukan kegiatan terosrisme, ah sudahlah. Let 'em think whatever they want to.
6. Pastikan kita sudah menghadap kiblat. Eits, kiblat itu bukan mutlak barat loh ya. Beda negara, berubah lagi arah nya. Cek arah kiblat di web Islami. Dan, sebelum sholat jika ragu maka tanyakan penduduk lokal dimana arah kiblat yang kita maksud.
Nggak susah, kan? Cuma butuh "smart".
:)
5. Jangan gengsi untuk sholat. Ada ya gengsi sholat? Ada! Ketika di keramaian, malu atau takut sholat nanti dikira teroris atau apa lagi. Ah, kita punya hak bukan? Hak untuk melakukan apa saja selama tidak negatif. Masalah dilihatin orang lewat, dianggap aneh karena nungging-bangun nggak jelas di tempat terbuka, bahkan sampai ada satpam yang mondar-mandir di depan kita pas lagi sholat karena khawatir kita akan melakukan kegiatan terosrisme, ah sudahlah. Let 'em think whatever they want to.
6. Pastikan kita sudah menghadap kiblat. Eits, kiblat itu bukan mutlak barat loh ya. Beda negara, berubah lagi arah nya. Cek arah kiblat di web Islami. Dan, sebelum sholat jika ragu maka tanyakan penduduk lokal dimana arah kiblat yang kita maksud.
Nggak susah, kan? Cuma butuh "smart".
:)
0 komentar:
Posting Komentar